Keberhasilan Sambung Pucuk Kakao (Theobrama cacao L) Terhadap Teknis Penyambungan Dan Pemilihan Entres Yang Berbeda
DOI:
https://doi.org/10.56630/jago.v4i3.648Kata Kunci:
Kakao, teknis penyambungan, jenis entresAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh interaksi Keberhasilan Sambung Pucuk Kakao (Theobrama cacao L) Terhadap Teknis penyambungan Dan Pemilihan Entres Yang Berbeda. Penelitian ini telah di laksanakan di netting house Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Madako Tolitoli. Propinsi Sulawesi Tengah. Dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2021. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan acak Kelompok (RAK) dua faktor. Faktor pertama dengan perlakuan teknis penyambngan yang terdiri :S1 = sambung baji, S2 = sambung cemeti, S3 = sambung celah lidah. Selanjutnya Faktor kedua dengan perlakuan pemilihan entres berbeda, yang terdiri :E1 = entres dari cabang yang lebih tua, E2 = entres dari cabang berwarna hijau kecoklatan, E3 = entres dari cabang berwarna hijua muda. Setiap kombinasi perlakuan diulang tiga kali maka terdapat 3 x 9= 27 percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Terdapat interaksi yang nyata antara perlakuan teknis penyambungan dengan berbagai jenis entres yang berbeda. berpengaruh nyata terhadap kecepatan tumbuh tunas, jumlah tunas, jumlah daun dan panjang tunas. terdapat pada perlakuan sambung celah lidah dengan entres dari cabang yang lebih tua (S3E1)Kata kunci : kakao, teknis penyambungan, jenis entris
Referensi
Ashari, Semeru. 1995. Hortikultura, Aspek Budidaya. Penerbit UI. Jakarta
BPS (Badan Pusat Statistik). 2011. Volume dan nilai ekspor kakao Indonesia 2000ï€2011. Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Dewi-Hayati, P.K., Sutoyo, I. Suliansyah, N.Marta dan Kuswandi. 2018. Transferteknologi sambung pucuk menggunakan anakan (root-sucker) sebagai batang bawah untuk propagasi tanaman kesemekdi Batu Bagiriek Alahan Panjang. J.Hilirisasi Ipteks 1(3):11-17
Ditjenbun (Direktorat Jenderal Perkebunan). 2008. Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional. DirektoratJenderal Perkebunan, Jakarta. http//ditjenbun.deptan.go.id [9 april 2021].
Limbongan, J. dan M. Taufik. 2011. Pengkajian pola penerapan inovasi pertanian spesifik lokasi tanaman kakao di Sulawesi Selatan. Laporan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian SulawesiSelatan, Makassar. 17 hlm.
Ridwan, R., Bahrudin, B., & Samudin, S. (2015). Sambung Pucuk Dini Pada 5 Jenis Klon Kakao (Theobroma cacao L.) Dengan Umur Batang Bawah Yang Berbeda. Mitra Sains, 3(4), 31-37.
Raharjo, P. 2011. Menghasilkan Benih Dan Bibit Kakao Unggul. Jakarta .
Riodevrizo.2010. Pengaruh Umur Pohon Induk terhadap Keberhasilan Stek dan Sambungan Shorea selanica BI. Departemen Silvikultur. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. 45 hal.
Suhendi, D., Winarno, H. dan Susilo, A.W., 2004. Peningkatan produksi dan mutu hasil kakao melalui penggunaan klon unggul baru. Prosiding Symposium Kakao 2004, Yogyakarta.
Sutami, A. Mursyid dan G. M. S. Noor.2009. Pengaruh Umur Batang Bawah Dan Panjang Entres s Terhadap Keberhasilan Sambungan Bibit Jeruk Siam Banjar Label Biru. Jurnal Agroscientiae, 16 (2) : 1-9
Yuniastuti, S., dan T. Purbiati.2016. Pengaruh Penambahan Pupuk Hayati dan PPC terhadap Keberhasilan Pembuahan Mangga Podang di Luar Musim. J. Hort, 26(2): 207-216.