Keberhasilan Sambung Pucuk Kakao (Theobrama cacao L) Terhadap Teknis Penyambungan Dan Pemilihan Entres Yang Berbeda
DOI:
https://doi.org/10.56630/jago.v4i3.648Keywords:
Kakao, teknis penyambungan, jenis entresAbstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana berbagai teknik penyambungan dan pilihan entres berdampak pada keberhasilan sambung pucuk kakao (Theobrama cacao L). Studi ini dilakukan di netting house Agroteknologi di Fakultas Pertanian Universitas Madako di Tolitoli, Sulawesi Tengah. Metode rancangan acak kelompok (RAK) dua faktor digunakan dalam penelitian ini. Faktor pertama mempertimbangkan teknis sambungan, yang terdiri dari S1 (sambungan baji), S2 (sambungan cemeti) dan S3 (sambungan celah lidah). Faktor kedua mempertimbangkan pemilihan entres yang berbeda, yang terdiri dari E1 (entres dari cabang yang lebih tua), E2 (entres dari cabang berwarna hijau kecoklatan), E3 = (entres dari cabang berwarna hijau muda). Setiap kombinasi perlakuan diulang tiga kali, akan ada 27 percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan teknis penyambungan dengan berbagai jenis entres berinteraksi satu sama lain yang berkontribusi secara signifikan pada kecepatan tumbuh tunas, jumlah tunas, jumlah daun, dan panjang tunas. Perlakuan sambung celah lidah dengan entres dari cabang yang lebih tua (S3E1) adalah perlakuan terbaik.
References
Ashari, Semeru. 1995. Hortikultura, Aspek Budidaya. Penerbit UI. Jakarta
BPS (Badan Pusat Statistik). 2011. Volume dan nilai ekspor kakao Indonesia 2000ï€2011. Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Dewi-Hayati, P.K., Sutoyo, I. Suliansyah, N.Marta dan Kuswandi. 2018. Transferteknologi sambung pucuk menggunakan anakan (root-sucker) sebagai batang bawah untuk propagasi tanaman kesemekdi Batu Bagiriek Alahan Panjang. J.Hilirisasi Ipteks 1(3):11-17
Ditjenbun (Direktorat Jenderal Perkebunan). 2008. Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional. DirektoratJenderal Perkebunan, Jakarta. http//ditjenbun.deptan.go.id [9 april 2021].
Limbongan, J. dan M. Taufik. 2011. Pengkajian pola penerapan inovasi pertanian spesifik lokasi tanaman kakao di Sulawesi Selatan. Laporan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian SulawesiSelatan, Makassar. 17 hlm.
Ridwan, R., Bahrudin, B., & Samudin, S. (2015). Sambung Pucuk Dini Pada 5 Jenis Klon Kakao (Theobroma cacao L.) Dengan Umur Batang Bawah Yang Berbeda. Mitra Sains, 3(4), 31-37.
Raharjo, P. 2011. Menghasilkan Benih Dan Bibit Kakao Unggul. Jakarta .
Riodevrizo.2010. Pengaruh Umur Pohon Induk terhadap Keberhasilan Stek dan Sambungan Shorea selanica BI. Departemen Silvikultur. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. 45 hal.
Suhendi, D., Winarno, H. dan Susilo, A.W., 2004. Peningkatan produksi dan mutu hasil kakao melalui penggunaan klon unggul baru. Prosiding Symposium Kakao 2004, Yogyakarta.
Sutami, A. Mursyid dan G. M. S. Noor.2009. Pengaruh Umur Batang Bawah Dan Panjang Entres s Terhadap Keberhasilan Sambungan Bibit Jeruk Siam Banjar Label Biru. Jurnal Agroscientiae, 16 (2) : 1-9
Yuniastuti, S., dan T. Purbiati.2016. Pengaruh Penambahan Pupuk Hayati dan PPC terhadap Keberhasilan Pembuahan Mangga Podang di Luar Musim. J. Hort, 26(2): 207-216.