PERENCANAAN WISATA PULAU LUTUNGAN DENGAN PENEKANAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR

Nurdinda Grafikasari, Mansur S. Pahude, Dwi Purnomo

Sari


Pulau lutungan merupakan salah satu pulau yang memiliki keunikan,keindahan dan nilai keanekaragaman kekayaan alam budaya,serta sangat dekat dari pusat kota Tolitoli,banyaknya kekurangan yang belum tersedia merupakan salah satu factor kurangnya minat para wisatawan yang ingin berkunjung ke Pulau Lutungan karena sulitnya akses menuju Pulau Lutungan. Kondisi wisata pulau Lutungan saat ini masih belum memadai bagian sarana dan prasarana penunjang objek wisata. sehingga segala potensi yang ada di pulau lutungan belum terwadahi yang mengakibatkan sangat kurang diminati  para wisatawan untuk berkunjung ke Pulau Lutungan. Visitor Interest (Minat pengunjung) Pengembangan wisata  pulau lutunga perlu adanya suatu penambahan fasilitas sarana dan prasarana yang dapat menambah daya Tarik serta memiliki daya jual sector kepariwisataan yang bisa menambah ekonomi masyarakat serta infrastruktur dan social yang bisa di kembangkan di Pulau Lutungan. Dapat diketahui bahwa arsitektur Neo Vernakular memiliki peran penting dalam mewujudkan wajah kebudayaan Tolitoli kedalam bentuk rancangan arsitektural yang dapat dinikmati secara fisik maupun non fisik, sehingga kebudayaan Tolitoli tidak hanya dihayati secara jiwa dan sosial tetapi juga dapat menjadi wadah pengenalan, pembelajaran serta pelestarian kebudayaan yang menarik namun tetap mempertahankan kaidah kebudayaan Tolitoli tetapi juga terkesan dinamis dan dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat untuk semua usia baik warga setempat maupun wisatawan.

Kata Kunci


Perencanaan; Wisata; Pulau; Arsitektur,; Neo Vernakular

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


R. Yusuf, “Perencanaan Obyek Wisata Pantai Dan Wahana Alam Sabang Tende Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli,” Tolis Ilm. J. Penelit., 2019.

M. M. Ali, R. Yusuf, and R. I. Darise, “Sosialisasi Pemanfaatan Sampah Dan Penanaman Pohon Mangrove Desa Laulalang Kabupaten Tolitoli,” Lamahu J. Pengabdi. Masy. Terintegrasi, vol. 2, no. 1, pp. 37–43, Feb. 2023, doi: 10.34312/ljpmt.v2i1.17928.

Humas Kemenparekraf, “ADWI 2022, Menparekraf: 50 Desa Wisata Terbaik Simbol Kebangkitan Ekonomi Indonesia,” Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, 2022.

A. Nugraha, “Interpretasi Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Indonesia,” Tornare, 2020, doi: 10.24198/tornare.v2i2.27221.

C. Widi and L. Prayogi, “Penerapan Arsitektur Neo-Vernakular pada Bangunan Buday dan Hiburan,” J. Arsit. Zo., 2020, doi: 10.17509/jaz.v3i3.23761.

T. E. Paraibabo, “Upaya Pengembangan Potensi Pariwisata Kabupaten Tambrauw (Penelitian Pada Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Tambrauw),” 2019.

M. M. Ali, “Evaluasi Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Publik Di Kecamatan Baolan Kabupaten Tolitoli,” Tolis Ilm. J. Penelit., vol. 4, no. 1, pp. 17–25, Jul. 2022, doi: 10.56630/jti.v4i1.208.

P. S. Pradini and A. Susanto, “Perencanaan Dan Perancangan Pariwisata Buper (Bumi Perkemahan) Mentek Berbasis Ecotourism Di Desa Wisnu, Kec. Watukumpul, Kab. Pemalang,” J. Arsit. dan Perenc., 2020.

S. Suwita, R. Rasyidin, and Y. Berkanis, “Perencanaan Dan Perancangan Villa Terapung Di Pulau Kera Dengan Pendekatan Arsitektur Vernakuler,” J. Tek. Komputer, Agroteknologi Dan Sains, 2022, doi: 10.56248/marostek.v1i1.11.

A. S. W. Kinasih, M. Marwati, and S. Q. Ramadhani, “Waterfront Cottage dengan Pendekatan Arsitektur Ekletik di Pulau Mansinam Papua Barat,” TIMPALAJA Archit. student Journals, 2020, doi: 10.24252/timpalaja.v2i2a9.




DOI: http://dx.doi.org/10.56630/algi.v1i1.358

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.