Pemeriksaan Kesehatan Lansia di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Umban Sari
DOI:
https://doi.org/10.56630/jenaka.v3i3.831Keywords:
Hiperurisemia; pemeriksaan kesehatan; penyuluhan gizi; posyandu lansia.Abstract
Seiring dengan meningkatnya jumlah lansia di Indonesia, diperkirakan pada periode 2010–2035, 10% dari total penduduk akan berusia 60 tahun ke atas. Penurunan fungsi fisiologis yang terjadi pada lansia akibat proses penuaan menyebabkan peningkatan risiko penyakit tidak menular. Di wilayah Kelurahan Sri Meranti, Kecamatan Umban Sari, pemeriksaan kesehatan lansia di Posyandu Lansia telah dilakukan secara rutin, namun belum mencakup pemeriksaan asam urat, yang penting untuk mendeteksi masalah kesehatan seperti hiperurisemia. Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan untuk mengatasi kekurangan ini, dengan melakukan pemeriksaan asam urat dan penyuluhan gizi kepada 30 peserta lansia di Jalan Nelayan RT 7 RW 03. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa 60% peserta mengalami hiperurisemia, sementara 40% lainnya memiliki kadar asam urat normal. Kegiatan ini berhasil mencapai target yang ditetapkan berdasarkan kehadiran peserta dan evaluasi program. Diharapkan, melalui kegiatan ini, dapat terjadi penurunan prevalensi masalah kesehatan terkait asam urat dan peningkatan kualitas hidup lansia di wilayah tersebut.
References
Amirudin. (2011). Tingkat pengetahuan lansia mengenai penyakit asam urat atau hiperurisemia. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Bandiyah, S. (2009). Literasi kesehatan di kalangan lansia di Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 12(2), 65-70.
Kertia, E. (2009). Penyediaan alat kesehatan untuk meningkatkan efektivitas layanan posyandu lansia. Jurnal Kebijakan Kesehatan, 15(3), 120-125.
Lestari, S. (2016). Penyuluhan mengenai pencegahan dan perawatan asam urat pada lansia. Jurnal Kesehatan Gerontologi, 10(4), 30-35.
Maryam, R. (2008). Peran posyandu lansia dalam deteksi dini penyakit kronis. Jakarta: Penerbit Kesehatan.
Nugroho, H. (2017). Tantangan tenaga medis dalam pelaksanaan posyandu lansia di Indonesia. Jurnal Medika, 22(1), 50-55.
Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human development (11th ed.). New York: McGraw-Hill.
Rini, S. (2010). Fase penuaan dan perubahan fisiologis pada lansia. Jurnal Gerontologi Indonesia, 5(1), 10-15.
Saraswati, M. (2009). Gizi dan pola makan yang seimbang untuk lansia. Jurnal Gizi Masyarakat, 8(2), 123-128.
Suharno, A. (2012). Pengelolaan asam urat pada lansia. Jurnal Kesehatan Indonesia, 18(2), 75-80.
Syahrial, R. (2014). Komplikasi penyakit asam urat pada lansia. Jurnal Penyakit Degeneratif, 13(1), 102-108.
Sutrisno, M. (2012). Hiperurisemia pada lansia: Faktor penyebab dan pencegahannya. Jurnal Ilmiah Kedokteran, 14(3), 55-60.
Wahyu, H. (2011). Penyuluhan mengenai konsumsi makanan rendah purin untuk pencegahan asam urat pada lansia. Jurnal Nutrisi Kesehatan, 9(4), 65-70.
Widodo, S. (2015). Peran kader posyandu dalam mendukung kesehatan lansia. Jurnal Kesehatan Komunitas, 7(1), 45-50.
WHO. (2018). Global recommendations on physical activity for health. Geneva: World Health
Organization.